Mohon komen di sini! ()

Rabu, 23 April 2014

Proposal Pemasaran Ikan Lele (Clarias sp.)


ANALISIS EFISIENSI USAHA PEMBESARAN dan PEMASARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI PARE KEDIRI
(Studi kasus di Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)

disusun sebagai Tugas Terstruktur Kuliah Pemasaran Hasil Perikanan Semeter Genap 2013/2014

 

DOSEN PEMBIMBING:
ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA

DISUSUN OLEH :
NAMA  : RISKA KURNIAWATI
NIM       : 125080201111007
KELAS : P1




PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan lele (clarias sp.) merupakan ikan air tawar yang mampu beradaptasi yang sangat tinggi pada lingkungan yang kurang baik. Namun nilai gizi maupun protein yang terkandung dalam ikan ini sangatlah tinggi. Sehingga masyarakat menjadikan lele sebagai ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan lele banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena kandungan gizi yang tinggi membuat peluang usahanya semakin terbuka. Mulai dari usaha pembenihan, pembesaran hingga usaha pengolahan.
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah perikanan budidaya dimana komoditas utamanya adalah ikan lele (clarias sp.). Dan sebagian besar masyarakat sekitar mempunyai mata pencaharian pada sub sektor perikanan darat.
Konsumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Peningkatan permintaan ikan lele berasal dari sekitar 25.000 pedagang warung pecel lele sehingga Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan akan mengupayakan peringkatan produksi ikan lele 450% yaitu dari 200.000 ton tahun 2009 menjadi 900.000 ton pada tahun 2014 (KKP (2010) dalam Jaja, 2013). Usaha peningkatan produksi ikan lele sangat diperlukan mengingat sudah berubahnya pandangan masyarakat terhadap ikan lele, jika dahulu ikan lele di pandang ikan murahan dan hanya dikonsumsi oleh keluarga petani, sekarang ikan lele merupakan komoditas yang sangat disukai oleh masyarakat (Jaja, 2013).
Ada beberapa hal yang mendorong masyarakat untuk membudidayakan ikan lele: 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidayanya mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah, dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif  rendah (Nguntoronadi (2008) dalam Yulinda, 2012).
Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri merupakan salah satu desa yang sedang berkembang dalam usaha pembesaran dan pemasaran ikan lele. Hal ini menjadi dasar perlunya pengkajian keefisiensian usaha pembesaran dan pemasaran ikan lele di desa Sambirejo tersebut.




1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
       a.       Bagaimana kelayakan usaha dan efisiensi usaha dalam usaha pembesaran dan  pemasaran ikan lele di desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri?
       b.      Bagaimana prospek pengembangan produk olahan ikan lele dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut?

1.3 Tujuan Masalah
       a.     Mengetahui kelayakan usaha dan efisiensi usaha dalam usaha pembesaran dan pemasaran ikan lele.
      b.    Mengetahui prospek pengembangan produk olahan ikan lele untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.


  


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak-pihak lain (Kotler and Gary (1997) dalam Setiati, 2005)
Usaha perbaikan dibidang pemasaran memegang peranan penting karena usaha peningkatan produksi saja tidak akan meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan lele bila tidak didukung dan dihubungkan dengan situasi pasar. Situasi demikian sangat menentukan keefisiensian suatu usaha. Pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam produksi dan pemasaran barang tersebut. Apabila bagian yang diterima pembudidaya ikan lele menguntungkan, hal ini akan merangsang pembudidaya ikan lele lainnya untuk meningkatkan produksinya. Dalam penyampaian komoditas dari produsen ke konsumen terdapat beberapa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga perantara seperti pengangkutan jarak antara pembudidaya dan konsumen akan mencerminkan panjang pendeknya saluran pemasaran. Adanya biaya pada setiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan atas segala jasa atau peran aktif sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Hal ini akan mendorong terjadinya berbagai perbedaan harga pada masing-masing lembaga pemasaran (Kotler, 2002 dalam Apriono, 2012).
Untuk mencapai tujuan pemasaran yang efisien maka para penduduk di desa Sambirejo harus memperhatikan beberapa konsep pemasaran ikan lele di daerahnya agar hubungan antara pembesaran dan pemasaran berjalan dengan seimbang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gates and McDaniel (2001) yang menyatakan bahwa agar mencapai agar pemasaran menjadi efisien maka harus menganut konsep pemasaran seperti: 1). Orientasi konsumen, 2) Orientasi tujuan, dan 3) Orientasi sistem. Orientasi konsumen berati mengidentifikasi dan fokus pada orang-orang dan perusahaan yang kemungkinan besar akan membeli produk dan produksi barang dan jasa yang akan memberi kebutuhan mereka yang lebih efektif. Orientasi tujuan fokus pada pencapaian tujuan perusahaan yaitu memenuhi kebutuhan konsumen. Orientasi sistem ditekankan pada pengawasan lingkungan eksternal dan mengirimkan bauran pemasaran ke pasar sasaran.
2.2  Pembesaran dan Pemasaran Ikan Lele
       2.2.1 Pembesaran Ikan Lele
          Menurut Budianto (2005) dalam pembesaran ikan lele maka di perlukan pemahaman terhadap 3 manajemen yaitu:
1. Manajemen Pakan
Dalam pemberian pakan ikan lele maka diperlukan manajemen pakan sehingga komposisi nutrisi yang di berikan pada lele seimbang dan membuat lele menjadi berkualitas. Pakan ikan lele dapat berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan sering disebut pelet, sedangkan pakan alami bisa berupa plankton, jentik-jentik, dan lain-lain.
2. Manajemen air
Ukuran kualitas air dapat dinilai scara fisik berupa kejernihannya, dan tingkat kecerahannya. Semakin padat sebaran lele di dalam kolam, maka akan semakin cepat kotor dalam air, dan akan menghambat pertumbuhan ikan lele. Sehinnga perlu diadakan sistem manajemen air.
3. Manajemen Kesehatan
Kesehatan lele sangat menentukan kualitasnya, lele dengan kesehatan yang baik maka akan berkualitas. Pemberian nutrisi ikan terutama pada lele sangat diperlukan sehingga tingkat penyakit dalam pembudidayaan ikan lele dapat diminimalisir.
       2.2.2 Keuntungan Budidaya Lele
              Keuntungan memilih usaha budidaya ikan lele menurut Budianto (2005) antara lain:
1.    Tahan banting terhadap kondisi perairan yang kurang baik.
2.    Masa pemeliharaan lebih singkat dibandingkan dengan pemeliharaan ikan tawar lainnya.
3.    Teknik pemeliharaan cukup sederhana
4.    Siklus keuangan cukup cepat karena siklus pembenihan dan pembesarannya relatif singkat sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlampau tinggi.
5.    Benih ikan lele relatif lebih murah dan gampang diperoleh.
6.    Relatif tahan penyakit.
7.    Permintaan pasar stabil dan terus meningkat.
Berdasar kemudahan-kemudahan tersebut usaha pembesaran ikan lele semakin hari semakin diminati.


2.2.3 Prospek Pasar Lele
Pada tahun 2004, konsumsi ikan lele hanya terhitung 22,58 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2007, meningkat menjadi 28,28 kg per kapita per tahun. Dan pada tahun 2008 naik menjadi 29,98 kg per kapita per tahun. Seiring dengan bertambahnya penduduk dunia kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani semakin meningkat. Sehingga menjadikan masyarakat terus membudidayakan ikan. Lele sebagai salah satu hasil budidaya ikan yang sangat diminati masyarakat sekarang ini, menjadikan para pembudidaya ikan lele semakin meningkat pula (Budianto, 2005). Budidaya ikan lele merupakan kegiatan budidaya ikan yang mudah, anggapan ini tidak semua salah dan tidak semua benar, anggapan ini benar apabila ditinjau dari segi teknis. Ikan lele merupakan ikan yang mampu hidup dalam kondisi perairan yang kurang baik sekalipun, tahan terhadap penyakit, dapat ditebar dengan kepadatan yang tinggi, tahan terhadap perlakuan fisik yang kasar saat panen, dagingnya disukai oleh masyarakat. Berdasar kemudahan tersebuta maka banyak para masyarakat yang semakin berminat dalam kegiatan pembudidayaan ikan lele, namun setelah hal ini dipraktikkan tidak semua orang dapat memperoleh keuntungan yang sesuai diharapkan (Prihartono, Juansyah dan Usni (2010) dalam  Jaja, 2013).
Pembesaran ikan lele adalah segmen usaha yang mengkhususkan pembesaran hingga mencapai ukuran konsumsi. Dan saat ini keuntungan usaha budidaya ikan lele sangat bergantung pada kemampuan pembudidaya seperti benih yang bagus dan murah, nilai konversi pakan menjadi daging yang rendah (Suyanto, 2011). Penguasaan pasar menjadi sangat penting mengingat bandar ikan memegang peran dalam hal pemberian modal bagi penjual ikan di pasar (Nugroho, 2007).







III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi Usaha Pembesaran Dan Pemasaran Ikan Lele (Clarias Sp.) Di Pare Kediri” merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Maksudnya adalah penelitian kualitatif mengacu pada suatu maksud atau arti, konsep-konsep, definisi, karakteristik, simbol-simbol dan deskripsi dari berbagai hal. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis marjin, profit marjin dan analisis rantai nilai.
3.2 Jenis dan sumber data
1. Pengumpulan data primer
Dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur dengan sejumlah responden berdasarkan instrument (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
 2. Pengumpulan data sekunder
 Berupa kajian terhadap laporan pihak terkait guna memperkuat berbagai informasi yang diperoleh dari data primer.
3.3 Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Metode Interview (Wawancara)
  Wawancara    ini dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang teah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini dipersiapkan dulu pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan, yang sesuai dengan situasi ketika wawancara akan dilaksanakan.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta berdasarakan pengamatan penelitian.
c. Mencatat, mengumpulkan, dan mengkaji data dari responden dan pihak yang terkait     
    dengan penelitian ini.
3.4 Populasi dan Sampel
 Populasi pembudidaya ikan lele di desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri yaitu 65 orang pembudidaya ikan lele yang tergabung ke dalam tujuh kelompok pembudidaya. Sampel pembudidaya yang diambil sebanyak 32 orang pembudidaya ikan lele dari total pembudidaya di desa Sambirejo yang dipilih secara proporsional dari tujuh kelompok pembudidaya yang melakukan pemasaran ikan lele melalui saluran pemasaran yang ada di desa Sambirejo. Untuk sampel lembaga pemasaran yang terlibat diambil keseluruhan populasi yang ada yaitu 3 pedagang pengecer, 2 pedagang besar dan 1 pedagang pengumpul.
3.5 Metode Penentuan Jumlah Sampel
Sebenarnya, tidak ada aturan yang baku dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi. Pada dasarnya, semakin besar jumlah sampelnya, semakin akurat penelitiannya. Tetapi besar kecilnya sampel akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
 3.6 Metode Penentuan Sampel (sampling technique),
Teknik pengambilan sample dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Penentuan sample pedagang ditelusuri secara snowball.
3.7 Metode Analisa Data
Analisis Marjin Pemasaran :

MP= Pr - Pf

 Atau


Keterangan: MP = marjin pemasaran (Rp/kg);
                    Pr = harga konsumen (Rp/kg);
                  Pf = harga produsen (Rp/kg);
                    Bpi = biaya lembaga pemasaran ke i(Rp/ kg);
                    Kpi = keuntungan pemasaran ke i (Rp/ kg);


Share keuntungan dapat juga digunakan untuk menganalisis efisiensi pemasaran dengan formulasi sebagai berikut:

SKi = (Ki) / (Pr – Pf) x 100 %
Sbi = (Bi) / (Pr – Pf) x 100 %
Keterangan:
Ski = share keuntungan lembaga pemasaran ke i;
                                    Sbi = share biaya pemasaran ke i.







DAFTAR PUSTAKA
Apriono, Dani; Eva Dolorosa; dan Imelda. 2012. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Lele Di Desa Rasau Jaya 1 Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol 1(3): 29-36 hal
Budianto, Hendro. 2005. Budidaya Unggul Lele Phyton. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 22-28 hal.
Gates, Roger and Carl McDaniel. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Terjemahan Sumiyarto dan Rambat Lupiyoadi. Salemba Empat. Jakarta. Hal 5
Jaja; Ani Suryani; dan Komar Sumantadinata. 2013. Usaha Pembesaran dan Pemasaran Ikan Lele serta Strategi Pengembangannya di UD Sumber Rezeki Parung, Jawa Barat. Jurnal Manajemen IKM. Vol  8(1): 45-56 hal
Nugroho, E. 2007. Kiat Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Setiati, Eni. 2005. Memenangkan Pasar dengan Produk Unggulan. Edisi I. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Suyanto, R. 2011. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Yulinda, Eni. 2012. Analisi Finansial Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau.  Jurnal Perikanan dan  Kelautan. Vol 17(1): 38-55 hal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar