ANALISIS
EFISIENSI USAHA PEMBESARAN dan PEMASARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI PARE KEDIRI
(Studi kasus di Desa Sambirejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)
disusun sebagai Tugas Terstruktur
Kuliah Pemasaran Hasil Perikanan Semeter Genap 2013/2014
DOSEN PEMBIMBING:
ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA
DISUSUN OLEH :
NAMA : RISKA KURNIAWATI
NIM : 125080201111007
KELAS : P1
PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan lele (clarias
sp.) merupakan ikan air tawar yang mampu beradaptasi yang sangat tinggi
pada lingkungan yang kurang baik. Namun nilai gizi maupun protein yang
terkandung dalam ikan ini sangatlah tinggi. Sehingga masyarakat menjadikan lele
sebagai ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan lele banyak dikonsumsi
oleh masyarakat karena kandungan gizi yang tinggi membuat peluang usahanya
semakin terbuka. Mulai dari usaha pembenihan, pembesaran hingga usaha
pengolahan.
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri merupakan salah satu
daerah perikanan budidaya dimana komoditas utamanya adalah ikan lele (clarias sp.). Dan sebagian besar
masyarakat sekitar mempunyai mata pencaharian pada sub sektor perikanan darat.
Konsumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini
semakin meningkat. Peningkatan permintaan ikan lele berasal dari sekitar 25.000
pedagang warung pecel lele sehingga Direktorat Jendral Perikanan Budidaya,
Kementrian Kelautan dan Perikanan akan mengupayakan peringkatan produksi ikan
lele 450% yaitu dari 200.000 ton tahun 2009 menjadi 900.000 ton pada tahun 2014
(KKP (2010) dalam Jaja, 2013). Usaha
peningkatan produksi ikan lele sangat diperlukan mengingat sudah berubahnya
pandangan masyarakat terhadap ikan lele, jika dahulu ikan lele di pandang ikan
murahan dan hanya dikonsumsi oleh keluarga petani, sekarang ikan lele merupakan
komoditas yang sangat disukai oleh masyarakat (Jaja, 2013).
Ada beberapa hal yang mendorong masyarakat untuk
membudidayakan ikan lele: 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang
terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidayanya mudah dikuasai
oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah, dan 4) modal usaha yang
dibutuhkan relatif rendah (Nguntoronadi
(2008) dalam Yulinda, 2012).
Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
merupakan salah satu desa yang sedang berkembang dalam usaha pembesaran dan
pemasaran ikan lele. Hal ini menjadi dasar perlunya pengkajian keefisiensian
usaha pembesaran dan pemasaran ikan lele di desa Sambirejo tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana kelayakan usaha dan efisiensi usaha dalam usaha pembesaran dan pemasaran ikan lele di desa Sambirejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri?
b.
Bagaimana prospek pengembangan produk
olahan ikan lele dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut?
1.3 Tujuan
Masalah
a.
Mengetahui kelayakan usaha dan efisiensi usaha dalam usaha pembesaran dan
pemasaran ikan lele.
b.
Mengetahui prospek pengembangan
produk olahan ikan lele untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses
sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk
memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara mempertukarkan produk
dan nilai dengan pihak-pihak lain (Kotler and Gary (1997) dalam Setiati, 2005)
Usaha perbaikan dibidang pemasaran
memegang peranan penting karena usaha peningkatan produksi saja tidak akan
meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan lele bila tidak didukung dan
dihubungkan dengan situasi pasar. Situasi demikian sangat menentukan keefisiensian
suatu usaha. Pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil dari
produsen ke konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan
pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir
kepada semua pihak yang terlibat dalam produksi dan pemasaran barang tersebut.
Apabila bagian yang diterima pembudidaya ikan lele menguntungkan, hal ini akan
merangsang pembudidaya ikan lele lainnya untuk meningkatkan produksinya. Dalam
penyampaian komoditas dari produsen ke konsumen terdapat beberapa kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh lembaga perantara seperti pengangkutan jarak
antara pembudidaya dan konsumen akan mencerminkan panjang pendeknya saluran
pemasaran. Adanya biaya pada setiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan
atas segala jasa atau peran aktif sebagai penghubung antara produsen dan
konsumen. Hal ini akan mendorong terjadinya berbagai perbedaan harga pada
masing-masing lembaga pemasaran (Kotler, 2002 dalam Apriono, 2012).
Untuk mencapai tujuan pemasaran yang
efisien maka para penduduk di desa Sambirejo harus memperhatikan beberapa
konsep pemasaran ikan lele di daerahnya agar hubungan antara pembesaran dan
pemasaran berjalan dengan seimbang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gates and McDaniel (2001) yang menyatakan
bahwa agar mencapai agar pemasaran menjadi efisien maka harus menganut konsep
pemasaran seperti: 1). Orientasi konsumen, 2) Orientasi tujuan, dan 3)
Orientasi sistem. Orientasi konsumen berati mengidentifikasi dan fokus pada
orang-orang dan perusahaan yang kemungkinan besar akan membeli produk dan
produksi barang dan jasa yang akan memberi kebutuhan mereka yang lebih efektif.
Orientasi tujuan fokus pada pencapaian tujuan perusahaan yaitu memenuhi
kebutuhan konsumen. Orientasi sistem ditekankan pada pengawasan lingkungan
eksternal dan mengirimkan bauran pemasaran ke pasar sasaran.
2.2 Pembesaran dan Pemasaran Ikan Lele
2.2.1
Pembesaran Ikan Lele
Menurut Budianto (2005)
dalam pembesaran ikan lele maka di perlukan pemahaman terhadap 3 manajemen
yaitu:
1. Manajemen Pakan
Dalam pemberian pakan ikan lele maka diperlukan manajemen pakan sehingga
komposisi nutrisi yang di berikan pada lele seimbang dan membuat lele menjadi
berkualitas. Pakan ikan lele dapat berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan
buatan sering disebut pelet, sedangkan pakan alami bisa berupa plankton,
jentik-jentik, dan lain-lain.
2. Manajemen air
Ukuran kualitas air dapat dinilai scara fisik berupa kejernihannya, dan
tingkat kecerahannya. Semakin padat sebaran lele di dalam kolam, maka akan
semakin cepat kotor dalam air, dan akan menghambat pertumbuhan ikan lele.
Sehinnga perlu diadakan sistem manajemen air.
3. Manajemen Kesehatan
Kesehatan lele sangat menentukan kualitasnya, lele dengan kesehatan yang
baik maka akan berkualitas. Pemberian nutrisi ikan terutama pada lele sangat
diperlukan sehingga tingkat penyakit dalam pembudidayaan ikan lele dapat
diminimalisir.
2.2.2
Keuntungan Budidaya Lele
Keuntungan memilih usaha budidaya ikan lele
menurut Budianto (2005) antara lain:
1.
Tahan banting terhadap kondisi
perairan yang kurang baik.
2.
Masa pemeliharaan lebih singkat
dibandingkan dengan pemeliharaan ikan tawar lainnya.
3.
Teknik pemeliharaan cukup sederhana
4.
Siklus keuangan cukup cepat karena
siklus pembenihan dan pembesarannya relatif singkat sehingga biaya yang
dikeluarkan tidak terlampau tinggi.
5.
Benih ikan lele relatif lebih murah
dan gampang diperoleh.
6.
Relatif tahan penyakit.
7.
Permintaan pasar stabil dan terus
meningkat.
Berdasar kemudahan-kemudahan tersebut usaha pembesaran ikan lele semakin
hari semakin diminati.
2.2.3 Prospek Pasar Lele
Pada tahun 2004, konsumsi ikan lele hanya terhitung
22,58 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2007, meningkat menjadi 28,28 kg per
kapita per tahun. Dan pada tahun 2008 naik menjadi 29,98 kg per kapita per
tahun. Seiring dengan bertambahnya penduduk dunia kebutuhan masyarakat terhadap
protein hewani semakin meningkat. Sehingga menjadikan masyarakat terus
membudidayakan ikan. Lele sebagai salah satu hasil budidaya ikan yang sangat
diminati masyarakat sekarang ini, menjadikan para pembudidaya ikan lele semakin
meningkat pula (Budianto, 2005). Budidaya ikan lele merupakan kegiatan budidaya
ikan yang mudah, anggapan ini tidak semua salah dan tidak semua benar, anggapan
ini benar apabila ditinjau dari segi teknis. Ikan lele merupakan ikan yang
mampu hidup dalam kondisi perairan yang kurang baik sekalipun, tahan terhadap
penyakit, dapat ditebar dengan kepadatan yang tinggi, tahan terhadap perlakuan
fisik yang kasar saat panen, dagingnya disukai oleh masyarakat. Berdasar
kemudahan tersebuta maka banyak para masyarakat yang semakin berminat dalam
kegiatan pembudidayaan ikan lele, namun setelah hal ini dipraktikkan tidak
semua orang dapat memperoleh keuntungan yang sesuai diharapkan (Prihartono,
Juansyah dan Usni (2010) dalam Jaja, 2013).
Pembesaran ikan lele adalah segmen usaha yang
mengkhususkan pembesaran hingga mencapai ukuran konsumsi. Dan saat ini
keuntungan usaha budidaya ikan lele sangat bergantung pada kemampuan
pembudidaya seperti benih yang bagus dan murah, nilai konversi pakan menjadi
daging yang rendah (Suyanto, 2011). Penguasaan pasar menjadi sangat penting
mengingat bandar ikan memegang peran dalam hal pemberian modal bagi penjual
ikan di pasar (Nugroho, 2007).
III. METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Jenis penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi Usaha
Pembesaran Dan Pemasaran Ikan Lele (Clarias
Sp.) Di Pare Kediri” merupakan penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Maksudnya adalah penelitian
kualitatif mengacu pada suatu maksud atau arti, konsep-konsep, definisi,
karakteristik, simbol-simbol dan deskripsi dari berbagai hal. Data kuantitatif
dianalisis dengan analisis marjin, profit marjin dan analisis rantai nilai.
3.2
Jenis dan sumber data
1.
Pengumpulan data primer
Dilakukan dengan cara
melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur dengan sejumlah responden
berdasarkan instrument (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Pengumpulan
data sekunder
Berupa
kajian terhadap laporan pihak terkait guna memperkuat berbagai informasi yang
diperoleh dari data primer.
3.3
Metode Pengambilan Data
Dalam
penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Metode
Interview (Wawancara)
Wawancara ini dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan
yang teah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam
hal ini dipersiapkan dulu pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan
adanya variasi pertanyaan, yang sesuai dengan situasi ketika wawancara akan
dilaksanakan.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
diteliti. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta berdasarakan
pengamatan penelitian.
c. Mencatat, mengumpulkan, dan mengkaji data dari responden dan pihak yang
terkait
dengan penelitian
ini.
3.4
Populasi dan Sampel
Populasi
pembudidaya ikan lele di desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri yaitu
65 orang pembudidaya ikan lele yang tergabung ke dalam tujuh kelompok
pembudidaya. Sampel pembudidaya yang diambil sebanyak 32 orang pembudidaya ikan
lele dari total pembudidaya di desa Sambirejo yang dipilih secara proporsional
dari tujuh kelompok pembudidaya yang melakukan pemasaran ikan lele melalui
saluran pemasaran yang ada di desa Sambirejo. Untuk sampel lembaga pemasaran yang
terlibat diambil keseluruhan populasi yang ada yaitu 3 pedagang pengecer, 2
pedagang besar dan 1 pedagang pengumpul.
3.5
Metode Penentuan Jumlah Sampel
Sebenarnya, tidak ada
aturan yang baku dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi. Pada
dasarnya, semakin besar jumlah sampelnya, semakin akurat penelitiannya. Tetapi
besar kecilnya sampel akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya,
tenaga, dan waktu yang tersedia.
3.6 Metode
Penentuan Sampel (sampling technique),
Teknik pengambilan sample dilakukan
secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Penentuan sample
pedagang ditelusuri secara snowball.
3.7
Metode Analisa Data
Analisis
Marjin Pemasaran :
MP= Pr - Pf
|
Atau
Keterangan:
MP = marjin pemasaran (Rp/kg);
Pr = harga konsumen
(Rp/kg);
Pf = harga produsen
(Rp/kg);
Bpi = biaya lembaga pemasaran ke i(Rp/
kg);
Kpi = keuntungan pemasaran ke i (Rp/
kg);
Share keuntungan dapat juga digunakan untuk menganalisis efisiensi
pemasaran dengan formulasi sebagai berikut:
SKi = (Ki) / (Pr – Pf) x 100 %
Sbi = (Bi) / (Pr – Pf) x 100 %
Keterangan:
Ski = share keuntungan lembaga pemasaran ke i;
Sbi = share biaya
pemasaran ke i.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriono, Dani; Eva Dolorosa; dan
Imelda. 2012. Analisis Efisiensi Saluran
Pemasaran Ikan Lele Di Desa Rasau Jaya 1 Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu
Raya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol 1(3): 29-36 hal
Budianto, Hendro. 2005. Budidaya Unggul Lele Phyton. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 22-28
hal.
Gates, Roger and Carl McDaniel. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Terjemahan
Sumiyarto dan Rambat Lupiyoadi. Salemba Empat. Jakarta. Hal 5
Jaja;
Ani Suryani; dan Komar Sumantadinata. 2013. Usaha
Pembesaran dan Pemasaran Ikan Lele serta Strategi Pengembangannya di UD Sumber
Rezeki Parung, Jawa Barat. Jurnal Manajemen IKM. Vol 8(1): 45-56 hal
Nugroho, E.
2007. Kiat Agribisnis Lele. Penebar
Swadaya. Jakarta
Setiati, Eni. 2005. Memenangkan Pasar dengan Produk Unggulan. Edisi I. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Suyanto, R.
2011. Budidaya Ikan Lele. Penebar
Swadaya. Jakarta
Yulinda, Eni. 2012. Analisi Finansial Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 17(1): 38-55 hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar